THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 19 Oktober 2010

sampah organik



Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Jenis-Jenis Sampah Organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
  • Sampah organik basah.
    Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
  • Sampah organik kering.
    Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu.
  • Mengurangi
    Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
  • Menggunakan kembali
    Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang
  • Mendaur ulang
    Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
  • Mengganti
    Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.








Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya.Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam pencampuran bahan baku proses pengomposan.Pengomposan secara sederhana bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.
Tahapan pengomposan
  1. Pemilahan Sampah
    • Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan
  2. Pengecil Ukuran
    • Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos
  3. Penyusunan Tumpukan
    • Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.
    • Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.
    • Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
  4. Pembalikan
    • Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
  5. Penyiraman
    • Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).
    • Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
    • Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.
  6. Pematangan
    • Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
    • Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.
  7. Penyaringan
    • Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.
    • Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.
  8. Pengemasan dan Penyimpanan
    • Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
    • Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.
Contoh limbah organik :
1. Pertanian Limbah dan residu tanaman Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air
2. Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit
3. Limbah rumah tangga Sampah Tinja, urin, sampah rumah tangga dan sampah kota
Macam-Macam Kompos
  1. Kompos Praktis I.
  2. Kompos Praktis II.
  3. Kompos Praktis III.
  4. Kompos Sampah Rumah Tangga.
  5. Kompos Tinja.
  6. Kompos BIPIK.
Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga. Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
  • mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
  • Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
  • Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
  • Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
  • Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.
Cara pemasaran Pupuk kompos :
Kompos-kompos ini bisanya dibagikan secara gratis ke masyarakat. Kompos ini diolah dengan biaya dari iuran/restribusi/pajak sampah yang mereka bayarkan setiap bulan. Jadi rasanya wajar kalau mereka bisa memanfaatkan secara gratis kompos dari sampah ini. Truk-truk sampah ketika berkeliling ke kampung-kampung bisa sambil membawa kompos dan menaruhnya di tempat-tempat tertentu di mana warga boleh mengambilnya secara gratis.
Di tahap-tahap awal kompos ini juga bisa digunakan untuk membuka pasar kompos. Misalnya, dengan membuat demplot-demplot pemanfaatan kompos. Demplot bisa dibuat di sawah-sawah atau di ladang-ladang. Atau dibagikan secara gratis untuk promosi ke pasar-pasar kompos potensial, seperti para pedagang tanaman hias. Demplot harus dikelola dengan baik agar hasilnya maksimal. Tujuannya adalah agar petani/pekebun/pedagang mau membeli kompos-kompos ini. 


Pasar untuk kompos dan pupuk organik belum terbentuk dengan baik. Pasar untuk para hobiis tanaman hias kecil serapannya, meskipun harga jual kompos bisa tinggi. Potensi pasar yang lebih besar adalah para pekebun/petani, labih khusus lagi adalah untuk pertanian organik. Dengan naiknya harga pupuk, petani mencari alternatif penganti pupuk kimia buatan. Salah satu alternatifnya adalah pupuk organik. Namun, kesadaran untuk menggunakan pupuk organik ini masih rendah.


Nilai tambah/jual kompos dapat ditingkatkan dengan mengolahnya menjadi pupuk organik. Kompos dikeringkan dan diayak agar tampilannya menarik. Kompos bisa diperkaya dengan hara mineral, atau diperkaya dengan biofertilizer. Kompos dapat dibuat menjadi pupuk organik granul atau tablet agar tampilannya lebih menarik. Pembuatan pupuk organik kualitas tinggi ini harus diimbangi dengan pencarian pasar-pasar baru.